Tak Mau Berhenti Berfikir, Calon Mahasiswa ES Pasca IAIN Sudah Bergelar Doktor
Tak Mau Berhenti Berfikir, Calon Mahasiswa ES Pasca IAIN Sudah Bergelar Doktor
Life long learning. Belajar sepanjang hayat. Adagium itu sepertinya masih terus menjadi pegangan banyak orang hingga sekarang. Belajar juga tanpa memandang apapun, baik usia, jenis kelamin, maupun strata sosial. Apalagi bagi umat Islam belajar diperintahkan mulai sejak dilahirkan hingga akhir hayat. Baik dilakukan di jalur pendidikan formal maupun non formal.
Semangat inilah yang mendasari Bapak Sutono untuk tak berhenti belajar. Meski usianya sudah kepala 6, alias usia 60 tahun (bahkan lebih) namun ia masih mendaftar kuliah di Pascasarjana IAIN Kudus. Yang lebih mengherankan lagi ia sudah pernah mengenyam jenjang magister bahkan sudah menyandang gelar doktor. Tak tanggung-tanggung, di jenjang pendidikan doktoralnya ia raih di perguruan tinggi luar negeri. Ck..ck.. bikin kita berdecak kagum. Sungguh luar biasa semangatnya. Kita semua dibuat iri oleh Bapak Sutono.
Saat diwawancarai oleh Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Pascasarjana IAIN Kudus, Kuntarno Noor Aflah, Rabu, 7/8/2024 di Gd Pascasarjana, ia awalnya segan membuka kartu dirinya. Identitasnya ingin disembunyikan rapat-rapat agar tidak diketahui status pendidikannya, namun karena bobot jawabannya mengindikasikan dirinya bukan orang sembarangan, akhirnya ia mengaku siapa dirinya sebenarnya.
“Iya, pak. Saya sudah selesai S3, dari luar negeri,” tutur pak Sutono diselingi riang tawa. Nah, betul kan. “Lalu apa yang mendorong Bapak ingin kuliah lagi, dan bahkan mengulang di jenjang magister, pak, padahal kan secara akademik sudah selesai dengan diri Bapak sendiri,” tanya Aflah keheranan.
Kemudian Bapak Sutono menceritakan banyak hal tentang keinginan untuk kuliah lagi di jenjang yang sudah pernah dilaluinya itu. Di samping alasan karena ingin terus mengembangkan diri, ingin mengikuti perkembangan keilmuan yang diminatinya, juga ingin meningkatkan daya saing dan kemampuan kerja yang lebih baik lagi.
Tidak hanya itu, terkadang ia merasa malu dengan kemampuan dan ilmu anak-anak muda yang hebat-hebat sekarang. “Saya merasa masih kurang banyak ilmu ketika mendengarkan orang lain yang menguasai banyak hal. Terutama di bidang ilmu ekonomi syariah,” ujarnya membeberkan alasannya memilih prodi Ekonomi Syariah (ES) Pascasarjana IAIN Kudus.
Di samping sebagai dosen, saat ini Bapak Sutono juga didaulat sebagai Ketua SPI (Satuan Pengawas Internal) di perguruan tinggi swasta di Kudus. Sebagai seorang pengawas internal ia merasa jenuh dengan angka-angka yang setiap harinya menjadi konsumsi kerjaannya. Maka untuk mengobati dan mengimbangi pekerjaannya itu, ia ingin memaksa dirinya untuk belajar lagi agar pikirannya tidak jumud. “Pikiran saya terasa mati kalau saya setiap hari melihat angka-angka. Makanya saya paksakan diri saya untuk kuliah lagi agar pikiran saya hidup lagi,” ujarnya menandaskan.
Bersama dengan 12 orang calon mahasiswa Ekonomi Syariah (ES) Pascasarjana IAIN Kudus dan 80 calon mahasiswa magister lainnya, Bapak Sutono mengikuti tes TPA dan Wawancara. Beragam latarbelakang calon mahasiswa di Prodi ES. Tidak hanya Bapak Sutono yang sudah lulus jenjang magister, namun ada 2 calon mahasiswa Magister ES lainnya yang sudah pernah mengenyam pendidikan S2. Tidak hanya itu, calon mahasiswa dengan latarbelakang praktisi juga ada. Selamat bergabung di jenjang Magister Pascasarjana IAIN Kudus. Semoga lancar dan sukses sturinya. Amiin (naf)